Sabtu, 17 Maret 2012

Kata Bijak Motivasi : Harga Waktu Ayah

Andre, seorang anak yang setiap sore selalu menanti kepulangan ayahnya dari kantor untuk sekedar mengajaknya bermain. Suatu sore, sepulang kerja, sang ayah ditanya oleh Andre, "Ayah, ayah kerja dikantor dibayar berpaa sih sebulan?"

Sembari mengernyitkan dahi si ayah menjawab, "ya, sekitar Rp. 2.500.000,00!"
"Kalo sehari berarti berpa,ya?" sela Andre.
Ayah mulai bingung, "Seratus ribu rupiah, ada apa sih? Kok tanya gaji segala!"
Akan tetapi, Andre tetap bertanya lagi, "Kalo, setengah hari berarti Rp 50.000,00, dong?"
"Iya, memangnya kenapa?" sahut ayah mulai jengkel.

Si anak dengan mantap mengajukan permohonan, "Gini, Yah! Tolong tambahin dong tabungan Andre, Rp 5.000,00 saja. Soalnya, Andre sudah punya tabungan sebesar Rp 45.000,00. Rencananya, Andre mau membeli ayah setengah hari saja supaya kita bisa pergi memancing bersama"

Satu hal yang sering menjadi kendala kita sebagai ayah dalam membangun tatanan keluarga yang tangguh dan harmonis adalah si pencuri waktu. Urusan kantor, bisnis sampingan, maupun kegemaran pribadi acapkali menjadi musuh dalam selimut yang secara tidak langsung merongrong kesempatan emas yang kita miliki untuk bercengkrama dengan anak. Dalih yang biasanya dipergunakan oleh si pencuri waktu sendiri adalah demi masa depan keluarga, loyalitas kerja, atau untuk membiarkan asap dapur tetap ngebul.

Siapa ayah sebenarnya? Ketika masih kecil kerapkali anak mengklaim bahwa pahlawan (hero) yang paling hebat adalah ayahnya sendiri. Sering pula anak melakukan proses identifikasi dengan "ke-pria-an" yang diaktualisasikan sang ayah. Bunyi yang paling menggetarkan didengar oleh sang ayah, ketika untuk pertama kalinya si anak mengatakan, "Papa" atau "Ayah" atau "Abah" atau sebutan lain. Bahkan seorang filusuf pernah mengatakan bahwa Tuhan yang dilihat anak pada masa kecilnya adalah ayanhnya sendiri. Ahli lain mengatakan, pohon dikenal melalui buahnya (like father like son). setelah besar dan menginjak remaja atau pemuda, tidak jarang posisi ayahnya yang tadinya pahlawan beralih menjadi musuh.

Investasi terindah yang dapat kita berikan kepada putra-putri kita kita adalah waktu dan kualitas komunikasi yang proporsional bagi mereka. Zig Ziglar pernah berseloroh dalam satu seminarnya, "Kehadiran dan percakapan Anda di hadapan anak-anakmu, lebih dari ribuan hadiah." Kurangnya komunikasi di rumah akan membuat anak mencari informasi dari luar rumah yang belum tentu benar adanya.

"Apa yang ditabur, itu pula yang akan dituai." demikian pepatah lama masih trngiang jernih dalam ingatan kita. Ketika anak masih kecil, sebagai orangtua (ayah) jarang mendengarkan mereka. Setelah mereka besar, mereka pun akan jarang mendengarkan orangtuanya. Inilah awal mulanya tekenal istilah kenakalan remaja, yang secara tidak sadar dikontribusikan terlebih dahulu oleh kenakalan orangtuanya, yang telah berselingkuh dengan si pencuri waktu. Itulah sebabnya Spencer Johnson dalam bukunya 'The One Minute Father' mengatakan cara terbaik agar anak-anak kita mendengarkan kita adalah dengan mendengarkan mereka.Bagi si anak, didengarkan merupakan bagian penting dalam implementasi cinta orangtuanya. Jika ditelusuri lebih lanjut, memang ada perbedaan besar antara di cintai dan mencintai.

Bill Havens, seorang pendayung hebat yang berskala internasional ketika dalam masa karantina untuk persiapan piala dunia mendayung menerima teleks yang mangatakan bahwa istrinya kemungkinan dalam 2-3 hari lagi akan melahirkan. Setelah menerima kabar, Bill memilih dan memutuskan berangkat ke kota asalnya dan berpamitan untuk tidak mengikuti kehuaraan dunia yang telah dipersiapkan baginya. Ia memutuskan untuk menunggui istrinya yang akan melahirkan ketika itu. Pada 1952, Bill Havens mendapatkan telegram dari putranya, Frank, yang baru saja memenangkan medali emas dalam final kanoe 10.000 meter pada Olimpiade di helsinki, Finlandia. Telegram tersebut berbunyi, "Ayah, terimakasih karena telah menunggui kehadiran saya. Saya akan pulang membawa medali emas yang seharusnya Ayah menangkan beberapa tahun yang lalu... Anakmu tersayang, frank."

Parlindungan Marpaung

2 komentar:

  1. Bgus,bgt om..!
    Oia' yg bc coment juna, juna minta doa'nya ia semoga ayah juna sadar dn pulang lg k'rmh kumpul sm juna lg.. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh kasihan juna. Ya om doain semoga ayahnya juna cepet pulang dan tidak menyia-nyiakan juna yah.

      Hapus